PRESIDEN GIDI BANTAH PEMUDA KRISTEN BAKAR MUSHALAH DI TOLIKARA

Logo Gereja Injili Di Indonesia. (Gambar: GIDI)
Logo Gereja Injili Di Indonesia. (Gambar: )

Tolikara, 2 Syawal 1436/18 Juli 2015 (MINA) – Melalui surat pernyataan dan pemaparan kronologi peristiwa kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, pada Jumat (17/7) pagi, Presiden Gereja Injili Di Indonesia (GIDI), Pdt. Dorman Wandikmo, menyatakan, tidak membakar mushalah.

Menurut surat yang diterima salinannya oleh Mi’raj Islamic News Agency (MINA) Sabtu (18/7), akibat 12 pemuda Kristen ditembak di depan kerumunan masyarakat, maka masyarakat tidak terima dan langsung melakukan pembakaran terhadap beberapa kios, yang kemudian merembet hingga membakar Mushalah.

“Artinya tidak benar kalau para pemuda melakukan pembakaran mushalah yang kebetulan ada ditengah ruko/kios (yang dibangun mengelilingi mushalah),” kata dalam surat pernyataannya.

Kronologi versi Presiden GIDI

Pernyataan kronologis peristiwa pembakaran versi GIDI menyebutkan, pada Jumat 17/7 pukul 08.30 WIT, beberapa pemuda gereja mendatangi kelompok umat Muslim yang sedang melangsungkan shalat Id, bermaksud menyampaikan aspirasi secara damai dan terbuka.

Baca Juga:  Bukan Heat Wave, BMKG: Peralihan Musim Penyebab Suhu Udara Jadi “Gerah”

Para pemuda Kristen menyampaikan Peraturan Daerah Kabupaten Tolikara berdasarkan aspirasi gereja dan warga, umat Islam boleh melaksanakan ibadah, tapi tidak menggunakan toa atau penggeras suara, karena dapat menggangu ribuan pemuda yang bersiap untuk melangsungkan seminar dan KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) pada hari itu juga.

Menurut pernyataan itu, jarak toa atau pengeras suara dengan tempat dilangsungkannya ibadah umat GIDI hanya berjarak sekitar 300 meter.
Dua pekan yang lalu, GIDI menyatakan telah mengirim surat resmi kepada Kepala Kepolisian (Kapolres) Tolikara, AKBP. Suroso yang berbunyi: “bahwa menggingat akan diselenggarakannya Seminar dan KKR Injili Pemuda Tingkat Pusat bertaraf Nasional/Internasional, pada tanggal 15-20 Juli 2015, maka diminta kepada pihak Muslim agar tidak melakukan kegiatan peribadatan di lapangan terbuka, tidak menggunakan pengeras suara dan ibadahnya cukup dilakukan di dalam mushalah atau ruangan tertutup”.

Baca Juga:  UIN Ar-Raniry Diharapkan Jadi Penggerak Moderasi Beragama

Pada hari yang sama, Bupati Tolikara Usman Wanimbo dan Presiden GIDI sudah mendapat konfirmasi langsung dari Kapolres Kab. Tolikara tentang tanggapan positif surat gereja yang dikirimkan kepadanya.

Hari itu, Kapolres menyatakan akan menindaklanjuti, yakni memberitahukan kepada ratusan umat Muslim, untuk melangsungkan ibadah di dalam mushalah dan tidak menggunakan pengeras suara.
Kemudian Bupati Tolikara dan President GIDI juga menyampaikan kepada Kapolres dan kelompok umat Muslim bahwa gereja tidak melarang mereka beribadah, namun jangan dilapangan terbuka karena mengingat situasi seperti yang disampaikan masyarakat, juga demi keamanan bersama, menjamin kegiatan berjalan lancar, aman dan kondusif, baik itu Seminar Pemuda maupun peribadatan Muslim, maka disarankan agar ibadah diadakan didalam mushalah.

Baca Juga:  PP Muhammadiyah: Jangan Bosan Dukung Kemerdekaan Palestina

Namun, ketika pemuda Kristen hendak menyampaikan aspirasinya di depan umum pada hari raya Idul Fitri secara tertib, tiba-tiba seorang pemuda Kristen tertembak timah panas tanpa ada perlawanan.

Kondisi selanjutnya, TNI/Polri melakukan penembakan bertubi-tubi yang mengakibatkan 12 orang Pemuda Kristen terkena peluru.

Jumlah korban sama dengan jumlah yang dilaporkan oleh sumber keamanan lokal yang data laporannya berhasil diperoleh oleh MINA.

Menurut laporan pihak keamanan, pembakaran memang bermula dari pembakaran kios yang merembet melahap mushalah. Dilaporkan 30 kios dan satu mushalah hangus terbakar. (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0