hdad, 4 Rabi’ul Akhir 1436/25 Januari 2015 (MINA) – Terdapat penentangan yang kuat di Amerika Serikat dan Inggris terhadap rencana penggunaan pasukan militer di wilayah Irak untuk melawan teroris ISIL Takfiri.
“Ada penentangan kuat di kalangan AS dan Inggris, juga di negara-negara lain, dalam kaitan dengan usaha mengerahkan pasukan darat dalam hal apapun,” kata John Rees pemimpin “Koalisi Hentikan Perang”, seperti yang disiarkan Press-tv dan dikutip Islamic Mi’raj News Agency (MINA), Ahad.
Rees menyampaikan ikhwal ini ketika diminta komentarnya terhadap pernyataan Panglima Militer AS di Timur Tengah, Jendral Llyod Austin , bahwa AS bersama Irak akan mengerahkan pasukan pada musim panas mendatang, untuk merebut kembali kota Mosul, yang dikendalikan militan ISIL
Selama ini kedua negara ini bersepakat, instruktur-instruktur militer AS hanya melatih satuan-satuan militer Irak untuk menghadapi militan ISI, kata Panglima Pasukan AS di Timur Tengah itu.
Baca Juga: AS Tolak Laporan Amnesty yang Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza
Ia memaparkan, koalisi pejuang militer Irak termasuk pasukan Peshmerga Kurdi akan siap pada musim semi untuk memulai serangan.
Namun, Rees mengatakan, “Sulit untuk melihat apakah operasi militer ini berhasil”, bahkan (ada) skeptisisme yang berkembang tentang rencana militer AS itu.”
Pada Jumat, pasukan Peshmerga meluncurkan serangan roket di Mosul yang pertama dari jenisnya sejak ISIS menyerbu Mosul musim panas lalu.
Pasukan Kurdi mengatakan, Sabtu, 20 rudal Grad ditembakkan ke kota itu. Pejuang-pejuang Peshmerga telah menguasai sekitar 500 kilometer persegi wilayah setelah melancarkan operasi darat laut dari Mosul, sehingga dapat pula memotong jalur suplai utama ISIL dari itu kota ke kawasan bagian barat.
Baca Juga: Mayoritas Anak Muda dan Wanita AS Kecam Serangan Israel di Gaza
ISIL mulai kampanye militer di Irak pada awal Juni 2014. Para militan bersenjata berat itu berhasil menguasai Mosul sebelum menyapu bagian jantung wilayah Arab Sunni di negara itu.
(T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Trump Ancam Keras Jika Sandera Israel Tak Dibebaskan Sebelum Pelantikannya