Erdogan Kutuk Keras Serangan Bom Bunuh Diri di Bandara Ataturk

Istanbul, 24 Ramadhan 1437/29 Juni 2016 (MINA) – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengutuk keras serangan teror Istanbul yang terjadi di Bandara Ataturk Selasa malam (28/6/2016) kemarin.

Erdogan juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban, serta berdoa kepada Allah agar memberikan rahmat-Nya kepada para korban, serta memberikan pemulihan cepat bagi yang terluka.

“Sebuah serangan teror di sebuah bandara di Istanbul dengan menargetkan warga yang tidak bersalah, sekali lagi menunjukkan wajah gelap organisasi teroris,” ujar Erdogan pada Rabu pagi (29/6/2016) waktu setempat, Anadolu Agency melaporkan.

“Kami berharap bahwa sikap tegas terhadap organisasi teroris harus diterapkan oleh dunia dan terutama negara-negara Barat dengan parlemen mereka, media dan organisasi non-pemerintahnya,” kata Erdogan dalam sebuah pernyataan, sementara ia menekankan bahwa Turki akan terus memerangi kelompok teror.

“Turki akan terus memerangi semua organisasi teroris dengan berapapun biayanya sampai terorisme berakhir,” tegasnya.

Erdogan juga menekankan bahwa Turki memiliki daya yang cukup, kebijakan dan potensi untuk memerangi terorisme, dan memperingatkan konsekuensi jika semua negara gagal untuk bergabung dalam upaya global untuk mengalahkannya.

“Semua skenario teroris adalah tindakan yang buruk, bahkan kita takut untuk membawa mereka ke dalam pikiran kita, akan datang satu kenyataan, jika semua negara tidak melaksanakan perlawanan bersama melawan organisasi teroris,” katanya.

Menteri Kehakiman Bekir Bozdag mengatakan penyerang melepaskan tembakan menggunakan senapan serbu AK-47 di terminal internasional sebelum meledakkan bom bunuh diri.

Gubernur Vasip Sahin mengatakan penegak hukum sedang mengevaluasi kemungkinan keterlibatan tiga pelaku bom bunuh diri.

Temuan awal menunjukkan kelompok teroris sebagai pihak yang bertanggung jawab, menurut Bozdag, tapi masih perlu konfirmasi tambahan. (P4/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf