Warga Sipil di Aleppo Terjebak Serangan Bom Curah

Aleppo, 17 Dzulqa’dah 1437/20 Agustus 2016 (MINA) – Warga sipil di Aleppo, Suriah, di sisi yang dikuasai oleh oposisi, terjebak dalam serangan bom klaster atau bom curah baru-baru ini.

Serangan bom yang sangat berbahaya bagi warga sipil itu telah menewaskan sembilan warga dan memaksa ribuan orang lainnya pergi menyelamatkan diri.

Senjata yang secara luas dilarang ini, digunakan dalam pengeboman di area Masshad, Salaheddine dan Sukkary di Aleppo setelah salat Jumat (19/8), demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Mereka yang tewas adalah perempuan dan anak-anak di sebuah minibus, yang berusaha meninggalkan daerah yang paling parah terkena serangan. Setidaknya 20 orang lagi cedera dalam serangan itu.

Baca Juga:  Banjir Kembali Melanda Afghanistan, 50 Orang Tewas

Sebuah gambar yang diperoleh oleh Al Jazeera menunjukkan bom-bom curah yang belum meledak tergeletak di sekitar kota di saat warga sipil berjalan di dekatnya.

Ribuan warga terpaksa melakukan perjalanan berisiko di kota melalui medan pertempuran sengit antara pasukan pemerintah dan pejuang oposisi Suriah.

Eliot Higgins, seorang jurnalis yang mengkhususkan diri dalam analisis amunisi yang digunakan dalam konflik Suriah mengatakan, jenis bom yang digambarkan dalam satu gambar adalah ShOAB-05, sebuah senjata yang diproduksi Rusia.

Menurut sebuah unggahan blog oleh ahli amunisi N R Jenzen-Jones, bom jenis ini berisi campuran 70 gram TNT yang dilapisi bahan peledak RDX dengan lebih dari 304 pelet baja.

Baca Juga:  Banjir Kembali Melanda Afghanistan, 50 Orang Tewas

Penggunaan bom curah telah dilarang oleh lebih dari 100 negara dengan dalih bahwa senjata itu tidak bisa membedakan antara kombatan dan warga sipil, serta banyak bom-bom jenis itu yang belum meledak ketika jatuh.

Organisasi Human Rights Watch telah mengutuk pemerintah Rusia dan Suriah atas penggunaan senjata itu. Organisasi itu telah mendokumentasikan setidaknya 47 serangan bom curah di tiga provinsi di Suriah antara 27 Mei hingga 25 Juli tahun ini. (T/P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Bahron Ansori