New York, MINA – Ukraina menuduh Iran melanggar larangan Dewan Keamanan PBB atas pengiriman pesawat tak berawak (drone) yang mampu terbang 300 kilometer dan mengundang para ahli AS untuk memeriksanya.
Namun, pemerintah Rusia dan Iran pada Rabu (19/10) membantah bahwa drone itu milik Iran.
Dewan Keamanan PBB melakukan pertemuan tertutup pada Rabu malam yang diminta oleh Inggris, Prancis dan Amerika Serikat tentang penjualan ratusan senjata drone oleh Iran ke Rusia, Nahar Net melaporkan.
Tiga negara Barat itu sangat mendukung anggapan Ukraina bahwa pesawat tak berawak itu dikirim ke Rusia dan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB 2015, yang mendukung kesepakatan nuklir antara Iran dan enam negara utama — AS, Rusia, China, Inggris, Prancis, dan Jerman — bertujuan mengekang kegiatan nuklir Teheran dan mencegah negara itu mengembangkan senjata nuklir.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan Dewan, kendaraan udara tak berawak atau UAV yang digunakan oleh tentara Rusia di Ukraina “diproduksi di Rusia, jadi ini semua adalah tuduhan yang tidak berdasar.”
Dia menuduh negara-negara Barat melakukan “praktik memalukan yang biasa” mereka coba untuk menekan Iran dengan melontarkan tuduhan semacam itu tentang pelanggarannya terhadap resolusi 2231.
Duta Besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani dengan tegas menolak klaim yang tidak berdasar bahwa Iran telah mentransfer UAV untuk digunakan dalam konflik di Ukraina.
Iravani menuduh negara-negara yang tidak disebutkan namanya mencoba melancarkan kampanye disinformasi untuk “salah membangun hubungan” dengan resolusi PBB. “Selain itu, Iran sangat yakin bahwa tidak ada ekspor senjatanya, termasuk UAV, ke negara mana pun” yang melanggar resolusi 2231. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu