Jalur Gaza, 2 Rabi’ul Akhir1436/21 Februari 2015 (MINA) – Kantor Berita ekonomi “Bloomberg” dalam laporannya menyatakan, sebagian besar kelompok Yahudi di Eropa menolak imbauan PM Benyamin Netanyahu untuk pindah ke permukiman ilegal yang dibangun Israel di wilayah Palestina yang didudukinya, terutama sekali karena alasan keamanan dan ekonomi.
Mereka juga menegaskan takkan memilih Netanyahu dalam pemilihan umum pertengahan Maret mendatang, demikian Falesteen News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.
Bloomberg mengungkapkan fakta bahwa justru terjadi penurunan jumlah warga Yahudi yang pindah dari negara-negara Eropa ke tanah Palestina yang diduduki Israel, karena pertimbangan masalah keamanan dan ekonomi.
“Kaum Yahudi menilai bahwa Eropa jauh lebih aman dari dari tanah Palestina yang diduduki Israel, di mana Israel terus membangun permukiman ilegal untuk orang-orang Yahudi,” demikian Bloomberg.
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
“Ajakan Netanyahu dalam rangka memenangkan pemilu mendatang, kepada umat Yahudi Eropa untuk pindah mencari tempat yang aman, setelah penyerangan atas kantor media yahudi di Perancis dan Denmark. dijawab dengan penolakan dari sejumlah kaum Yahudi Eropa,” Kantor Berita Bloomberg menulis.
Dipaparkan, pada tahun terakhir telah hijrah warga Perancis ke tanah Palestina yang diduduki Israel sekitar 7.000 warga non Yahudi dan 231 orang Yahudi.
Jadi hanya 231 orang yang betul-betul pindah, dari sekitar 2.000 orang kaum Yahudi diminta pindah, bermakna tidak lebih dari 1,5 persen kaum Yahudi Perancis yang pindah ke Israel.
Di sisi lain jumlah warga yang pindah dari negara-negara Eropa lainnya lebih sedikit lagi dari Perancis. Dari keseluruhan Eropa (selain Perancis) hanya mencapai 1.000 warga non Yahudi dan 688 Yahudi yang pindah ke tanah Palestina. Ini adalah jumlah yang sangat sedikit dibandingkan jumlah kaum Yahudi di seluruh Eropa.
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
Menurut Bloomberg pula, jumlah kaum Yahudi yang tinggal di Inggris sebanyak 300 ribu orang, yang telah pindah ke permukiman ilegal di tanah Palestina hanya sebanyak 627 warga, sedangkan di Jerman kaum Yahudi berjumlah 120 ribu orang, sebagian telah pindah tahun lalu.
Kantor berita Bloomberg mengungkapkan komentar seorang pria Yahudi berumur 29 tahun yang akhirnya memutuskan meninggalkan permukiman ilegal Israel di wilayah Palestina dan kembali ke Berlin, Jerman, lima tahun yang lalu. Dengan getir, ia mengatakan, “satu-satunya orang yang menyerukan kaum Yahudi Eropa agar pindah ke Israel adalah Netanyahu.”
Sementara seorang warga Yahudi asal Perancis mengatakan : “Integrasi ekonomi masyarakat di Israel tidaklah mudah. Jika kamu tidak menyiapkan modal yang cukup untuk hidup di Israel maka kamu harus bekerja keras.”
Majalah “Hareets” mengungkapkan, kaum Yahudi Denmark tidak ingin pindah ke tanah pendudukan Israel, dengan beberapa alasan yang salah satunya adalah bahwa sebagian kaum Yahudi Denmark tidak setuju dengan propaganda Israel.
Baca Juga: Jihad Islam Kecam Otoritas Palestina yang Menangkap Para Pejuang di Tepi Barat
Pernyataan lain dari seorang Yahudi Denmark, “Saya tidak merencanakan untuk meninggalkan Denmark, akan tetapi terima kasih atas undangannya wahai Netanyahu, saya bangga dengan kebangsaan Denmark, dan saya percaya bahwa saya tidak berfikir untuk ikut serta pada perang pemilu Netanyahu.”
Seorang peneliti Yahudi Amerika yang hidup di permukiman ilegal Israel di tanah Palestina, meyakini pula, jumlah peserta pemilu yang tercatat, adalah buatan, direkayasa atau bukan seperti data atau kenyataan sebenarnya. (L/K03/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Larang Renovasi Masjid Al-Aqsa oleh Wakaf Islam