Syeikh Dr. Omar Syalah: Pentingnya Peran Orang Tua dalam Membentuk Karakter Mujahid pada Anak

Ulama Palestina, Syeikh Dr. Omar Abdullah Syalah saat Saari Dakwah bersama Aqsa Working Group (AWG) di Masjid An-Nubuwwah, Kompleks Ponpes Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah, Al-Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan. (Photo: Habib/MINA)

Al-Muhajirun, Lampung Selatan, MINA – Ulama Palestina Syeikh Dr. Omar Abdullah Syalah menyampaikan pentingnya peran kedua orang tua dalam membentuk karakter anak menjadi seorang mujahid.

Dalam kegiatan Safari Dakwahya bersama Aqsa Working Group (AWG) di Masjid An-Nubuwwah, Al-Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Sabtu (1/4), Syeikh Omar menyampaikan pesan seperti terdapat pada satu pepatah Arab berbunyi “Seorang anak itu tergantung dari apa yang diniatkan dan diusahan kedua orang tuanya.

“Apakah kita menginginkan ia menjadi penyanyi, maka kita siapkan peralatan dan persiapan agar menjadi penyanyi yang hebat. Kita menginginkan mereka menjadi da’i, syeikh, maka kita siapkan pendidikan bersama para syeikh agar mereka menjadi ulama yang hebat,” katanya.

Baca Juga:  Presiden Sepak Bola Palestina Desak Sanksi kepada Israel

Begitu pula jika ingin menjadikan seorang mujahid, lanjutnya, maka dibutuhkan persiapan dan kondisi yang sama, bagaimana mendidik anak menjadi seperti yang orang tua harapkan, seorang mujahid hebat, tangguh, dan perkasa.

Selain itu, Syeikh Omar juga menjelaskan poin yang harus diperhatikan, yaitu pentingnya musyawarah antara ayah dan ibu, mau dikemanakan arah masa depan anaknya dan menjadi apa ia di suatu hari nanti.

Sebab menurutnya, terkadang ada masalah antar ayah dan ibu yang bisa menyebabkan sulitnya mengarahkan masa depan seorang anak.

“Ada suatu masa seorang ayah menginginkan anaknya menjadi seorang mujahid, tapi ibunya tidak. Perbedaan pendapat seperti itulah yang menjadi masalah dalam mendidik dan menyiapkan generasi anak-anak kita,” katanya.

Baca Juga:  Dakta Peduli Adakan Pelatihan Sembelih Hewan Kurban

Di samping itu, melihat makna yang lebih luas, bagaimana menjadikan anak seorang mujahid, ialah seorang pejuang yang membela kebenaran di jalan Allah semata, tidak peduli apapun profesinya.

“Adalah hal biasa di Palestina, pagi hari ia menjadi seorang dokter, guru, insyinyur, namun malam hari ia menjadi seorang mujahid yang berjaga-berjaga menghadapi kaum zionis,” ungkapnya.

Maka, hal tersebut tidaklah menjadi halangan dan berlawanan dengan apa yang diinginkan seorang anak. “Anak kita ada yang ingin menjadi dokter, polisi, dan sebagainya, maka sifat atau karakter seorang mujahid haruslah tetap melekat dalam dirinya, sehingga tetap berjalan dengan apa yang kita, sebagai orang tua cita-citakan,” terangnya. (L/cha/P1)

Baca Juga:  Qurban dan Keteladanan Keluarga Nabi Ibrahim

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: hadist

Editor: Ismet Rauf